PERSPEKTIF AKULTURASI NILAI BILINGUALISME BAHASA DI SITUBONDO

Main Article Content

Revin Delia Arisandi
Teguh Sofyan Firdiansyah
Muhammad Yusron Aminullah Ismail

Abstract

Abstrak, Indonesia sebagai sebuah bangsa memiliki keragaman budaya dan bahasa yang sangat tinggi. Tingkat kemajemukan yang sangat tinggi ini tercermin dalamjumlahbahasa daerah yang dimiliki dan keragaman budaya adat istiadat suku bangsa yang mendiaminya. Indonesia memiliki lebih dari 700 bahasa daerah yang mewakili setiap kelompok etnis. Jumlah Bahasa daerah terbanyak terdapat di Papua, lebih dari 200 bahasa daerah hidup di tanah Papua. Di samping kekayaan bahasa daerah, masyarakat Indonesia juga memiliki bahasa Indonesia yang berfungsi sebagai bahasa persatuan yang dideklarasikan oleh seluruh komponen bangsa yang diwakili oleh kaum muda dari berbagai daerah pada tanggal 28 Oktober 1928 yang dikenal dengan peristiwa Sumpah  Pemuda. Keputusan bahwa bahasa Indonesia merupakan satu-satunya bahasa nasional Indonesia sudah final bagi bangsa Indonesia.Dalam konteks keragaman bahasa, masyarakat Situbondo paling tidak menguasai dua bahasa yaitu bahasa daerah sebagai identitas asal daerahnya dan bahasa Indonesia sebagai identitas nasional. Bahasa pertama yang mereka peroleh saat mereka masih kanak-kanak dan bahasa Indonesia yang mereka kuasai sejak dini menyebabkan masyarakat Indonesia secara umum termasuk masyarakat yang Bilingual. Kondisi masyarakat bahasa yang demikian pada akhirnya  menjadi tantangan tersendiri terutama bagi pengembangan bahasa Indonesia. Kebijakan politik bahasa nasional yang telah menempatkan bahasa daerah, bahasa Indonesia, dan bahasa asing pada fungsi, peran, dan kedudukan masing-masing pada praktiknya menjadi tidak mudah karena dinamika masyarakat bahasa yang bilingual. Pengembangan bahasa Indonesia masih banyak menemui hambatan baik yang datang dari dalam bahasa itu sendiri maupun dari luar bahasa. Hambatan dari dalam bisa berupa sikap bahasa yang kurang positif yang ditunjukkan oleh para penuturnya dan hambatan dari luar bisa berupa pengaruh dari bahasa-bahasa lain yang dianggap mempunyai status dan kedudukan lebih tinggi dan lebih penting.

Article Details

How to Cite
Revin Delia Arisandi, Teguh Sofyan Firdiansyah, & Muhammad Yusron Aminullah Ismail. (2023). PERSPEKTIF AKULTURASI NILAI BILINGUALISME BAHASA DI SITUBONDO. Jurnal Lentera Edukasi, 1(2), 1–6. https://doi.org/10.70305/jle.v1i2.18 (Original work published December 13, 2023)
Section
Articles